#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Pencak Silat dalam hubungannya dengan
Pemahaman Umum, Etimologi dan Sejarah sekaligus memberi pendapat
mengapa "Motcak Batak" tidak popler pada saat ini)
___________________________________________________________________
___________________
Kata Pengantar
___________________
Lewat link :
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2012/06/m-o-t-c-k-2.html
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2012/06/m-o-t-c-k-1.html
penulis mengurai sekitar "Motcak Batak" sebagai bagian dari apa yang
dinamakan "Pencak Silat". atau "Silat" dalam istilah Sumatra.
Untuk lebih mendalami, bagaimana "Motcak Batak" menjadi bagian dari
"Pencak Silat", maka berikut info-infonya.
Selamat menyimak...!
Oya...!
Di Penutup postingan, penulis ingin menjawab, "Mengapa Motcak Batak
tidak begitu Populer di Tanah Batak atau Sumatra Utara saat ini di
bandingkan dengan Pencak Silat".
_________________________________________
Sekilas info tentang Pencak Silat
_________________________________________
Ket :
Laga final Pencak Silat putri kelas E 65kg - 70kg. Di sebelah kiri
Amelia Roring (Indonesia - medali emas) vs Siti Rahmah Mohamed Nasir
(Malaysia - medali perak). 17 November 2011 pada SEA Games 2011 di
Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur,
Indonesia.
Ket ;
Seorang pendekar Bali sedang memperagakan silat.
* Pemahaman Umum
Pencak silat atau silat adalah suatu seni bela diri tradisional
yang berasal dari Indonesia. Seni bela diri ini secara luas dikenal
di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura, Filipina selatan,
dan Thailand selatan sesuai dengan penyebaran berbagai suku
bangsa Nusantara.
Berkat peranan para pelatih asal Indonesia, kini Vietnam juga telah
memiliki pesilat-pesilat yang tangguh. Induk organisasi pencak silat
di Indonesia adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI).
Organisasi yang mewadahi federasi-federasi pencak silat di berbagai
negara adalah Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa (Persilat),
yang dibentuk oleh Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam.
Pencak silat adalah olahraga bela diri yang memerlukan banyak
konsentrasi. Ada pengaruh budaya Cina, agama Hindu, Budha, dan
Islam dalam pencak silat.
Biasanya setiap daerah di Indonesia mempunyai aliran pencak silat yang
khas. Misalnya, daerah Jawa Barat terkenal dengan aliran Cimande dan
Cikalong, di Jawa Tengah ada aliran Merpati Putih dan di Jawa Timur
ada aliran Perisai Diri.
Setiap empat tahun di Indonesia ada pertandingan pencak silat tingkat
nasional dalam Pekan Olahraga Nasional. Pencak silat juga dipertandingkan
dalam SEA Games sejak tahun 1987.
Di luar Indonesia juga ada banyak penggemar pencak silat seperti
di Australia, Belanda, Jerman, dan Amerika.
Di tingkat nasional olahraga melalui permainan dan olahraga pencak
silat menjadi salah satu alat pemersatu nusantara, bahkan untuk
mengharumkan nama bangsa, dan menjadi identitas bangsa. Olahraga
pencak silat sudah dipertandingkan di skala internasional.
Di Indonesia banyak sekali aliran-aliran dalam pencak silat, dengan
banyaknya aliran ini menunjukkan kekayaan budaya masyarakat yang ada
di Indonesia dengan nilai-nilai yang ada didalamnya.
* Etimologi
Istilah silat dikenal secara luas di Asia Tenggara, akan tetapi
khusus di Indonesia istilah yang digunakan adalah pencak silat.
Istilah ini digunakan sejak 1948 untuk mempersatukan berbagai
aliran seni bela diri tradisional yang berkembang di Indonesia.
Nama "pencak" digunakan di Jawa, sedangkan "silat" digunakan di
Sumatera, Semenanjung Malaya dan Kalimantan. Dalam perkembangannya
kini istilah "pencak" lebih mengedepankan unsur seni dan penampilan
keindahan gerakan, sedangkan "silat" adalah inti ajaran bela diri
dalam pertarungan.
* Sejarah
Bela diri yang berkembang di Nusantara didasarkan pada upaya
pertahanan suku menghadapi musuh, seperti tari perang Nias.
Nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri
yang ditujukan untuk melindungi dan mempertahankan kehidupannya
atau kelompoknya dari tantangan alam.
Mereka menciptakan bela diri dengan menirukan gerakan binatang
yang ada di alam sekitarnya, seperti gerakan kera, harimau, ular,
atau burung elang. Asal mula ilmu bela diri di nusantara ini
kemungkinan juga berkembang dari keterampilan suku-suku asli
Indonesia dalam berburu dan berperang dengan menggunakan parang,
perisai, dan tombak, misalnya seperti dalam tradisi suku Nias yang
hingga abad ke-20 relatif tidak tersentuh pengaruh luar.
Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad
ke-7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat ditentukan secara
pasti. Kerajaan-kerajaan besar, seperti Sriwijaya dan Majapahit
disebutkan memiliki pendekar-pendekar besar yang menguasai ilmu
bela diri dan dapat menghimpun prajurit-prajurit yang kemahirannya
dalam pembelaan diri dapat diandalkan.
Peneliti silat Donald F. Draeger berpendapat bahwa bukti adanya seni
bela diri bisa dilihat dari berbagai artefak senjata yang ditemukan
dari masa klasik (Hindu-Budha) serta pada pahatan relief-relief yang
berisikan sikap-sikap kuda-kuda silat di candi Prambanan dan Borobudur.
Dalam bukunya, Draeger menuliskan bahwa senjata dan seni beladiri
silat adalah tak terpisahkan, bukan hanya dalam olah tubuh saja,
melainkan juga pada hubungan spiritual yang terkait erat dengan
kebudayaan Indonesia. Sementara itu Sheikh Shamsuddin (2005)
berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu bela diri dari Cina
dan India dalam silat.
Hal ini karena sejak awal kebudayaan Melayu telah mendapat pengaruh
dari kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India,
Cina, dan mancanegara lainnya.
Pencak silat telah dikenal oleh sebagian besar masyarakat rumpun
Melayu dalam berbagai nama. Di semenanjung Malaysia dan Singapura,
silat lebih dikenal dengan nama alirannya yaitu gayong dan cekak.
Di Thailand, pencak silat dikenal dengan nama bersilat, dan di
Filipina selatan dikenal dengan nama pasilat. Dari namanya, dapat
diketahui bahwa istilah "silat" paling banyak menyebar luas,
sehingga diduga bahwa bela diri ini menyebar dari Sumatera ke
berbagai kawasan di rantau Asia Tenggara.
Edwel Yusri Datuak Rajo Gampo Alam; Seorang Guru Besar Silat
Harimau Minangkabau Tradisi silat diturunkan secara lisan dan
menyebar dari mulut ke mulut, diajarkan dari guru ke murid, sehingga
catatan tertulis mengenai asal mula silat sulit ditemukan.
Sejarah silat dikisahkan melalui legenda yang beragam dari satu
daerah ke daerah lain. Legenda Minangkabau, silat (bahasa Minangkabau:
silek) diciptakan oleh Datuk Suri Diraja dari Pariangan, Tanah
Datar di kaki Gunung Marapi pada abad ke-11. Kemudian silek dibawa
dan dikembangkan oleh para perantau Minang ke seluruh Asia Tenggara.
Demikian pula cerita rakyat mengenai asal mula silat aliran Cimande,
yang mengisahkan seorang perempuan yang mencontoh gerakan pertarungan
antara harimau dan monyet. Setiap daerah umumnya memiliki tokoh persilatan
(pendekar) yang dibanggakan, misalnya Prabu Siliwangi sebagai tokoh
pencak silat Sunda Pajajaran, Hang Tuah panglima Malaka, Gajah Mada
mahapatih Majapahit dan Si Pitung dari Betawi.
Perkembangan silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya
banyak dipengaruhi oleh kaum penyebar agama Islam pada abad ke-14
di nusantara. Kala itu pencak silat diajarkan bersama-sama dengan
pelajaran agama di surau atau pesantren.
Silat menjadi bagian dari latihan spiritual. Dalam budaya beberapa
suku bangsa di Indonesia, pencak silat merupakan bagian tak terpisahkan
dalam upacara adatnya. Misalnya kesenian tari Randai yang tak lain
adalah gerakan silek Minangkabau kerap ditampilkan dalam berbagai
perhelatan dan acara adat Minangkabau.
Dalam prosesi pernikahan adat Betawi terdapat tradisi "palang pintu",
yaitu peragaan silat Betawi yang dikemas dalam sebuah sandiwara
kecil. Acara ini biasanya digelar sebelum akad nikah, yaitu sebuah
drama kecil yang menceritakan rombongan pengantin pria dalam
perjalanannya menuju rumah pengantin wanita dihadang oleh jawara
(pendekar) kampung setempat yang dikisahkan juga menaruh hati kepada
pengantin wanita. Maka terjadilah pertarungan silat di tengah jalan
antara jawara-jawara penghadang dengan pendekar-pendekar pengiring
pengantin pria yang tentu saja dimenangkan oleh para pengawal
pengantin pria.
Silat lalu berkembang dari ilmu beladiri dan seni tari rakyat,
menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah
asing. Dalam sejarah perjuangan melawan penjajah Belanda, tercatat
para pendekar yang mengangkat senjata, seperti Panembahan Senopati,
Sultan Agung, Pangeran Diponegoro, Teuku Cik Di Tiro, Teuku Umar,
Imam Bonjol, serta para pendekar wanita, seperti Sabai
Nan Aluih, Cut Nyak Dhien, dan Cut Nyak Meutia.
Silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian
yang luas, yaitu para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan
Semenanjung Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang
menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah di Jawa,
Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau lain-lainnya yang juga
mengembangkan beladiri ini.
Menyadari pentingnya mengembangkan peranan pencak silat maka dirasa
perlu adanya organisasi pencak silat yang bersifat nasional, yang
dapat pula mengikat aliran-aliran pencak silat di seluruh Indonesia.
Pada tanggal 18 Mei 1948, terbentuklah Ikatan Pencak Silat Indonesia
(IPSI)[4] Kini IPSI tercatat sebagai organisasi silat nasional
tertua di dunia.
Pada 11 Maret 1980, Persatuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat)
didirikan atas prakarsa Eddie M. Nalapraya (Indonesia), yang saat
itu menjabat ketua IPSI. Acara tersebut juga dihadiri oleh perwakilan
dari Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.[6] Keempat negara
itu termasuk Indonesia, ditetapkan sebagai pendiri Persilat.
Beberapa organisasi silat nasional antara lain adalah Ikatan
Pencak Silat Indonesia (IPSI) di Indonesia, Persekutuan Silat
Kebangsaan Malaysia (PESAKA) di Malaysia, Persekutuan Silat Singapore
(PERSIS) di Singapura, dan Persekutuan Silat Brunei Darussalam (PERSIB)
di Brunei. Telah tumbuh pula puluhan perguruan-perguruan silat di
Amerika Serikat dan Eropa.
Silat kini telah secara resmi masuk sebagai cabang olah raga dalam
pertandingan internasional, khususnya dipertandingkan dalam SEA Games.
____________
Penutup
____________
Demikian infonya para kawan sekalian...!
Dan kiranya cukup jelas, "Motcak Batak" adalah bagian dari "Pencak
Silat" yang dikembangkan oleh para master atau para Guru-Guru Motcak
Batak Tempoe Doleloe.
Dan jika kita mau mencari Jawaban pada kata Pengantar di atas yaitu
mengapa Motcak Batak tidak begitu Populer saat ini, maka inilah
jawaban penulis :
1. Masyarakat batak itu secara umum adalah orang-orang yang dinamis,
dalam arti mau menerima perobahan apa saja selagi tidak menganggu
kebudayaan mereka.
2. Karena sifat yang dinamis ini, maka motcak tersebut-pun sadar
atau tidak sadar menjadi seolah terlupakan, karena masuknya
istilah pencak silat sebagai seni bela diri Indonesia yang
cukup populer.
3. Motcak Batak lebih menonjolkan Cerita Mistis-nya dari pada
Teknik beladiri-nya. Dan ini memberi kesan, bahwa seorang
pemotck Batak harus di uji keberaniannya dengan bermotcak
sama harimau atau babiat
4. Terbatasnya Guru-Guru Motcak Batak pada saat ini dan banyaknya
mencul guru-guru Karate, Judo, Khungfu, dll
5. Kurangnnya kesadaran, minat generasi masa kini akan pentingnya
menjaga melestarikan kebudayaan batak.
6. Gnerasi masa kini (2010-ke atas) justru banyak yang lebih suka
bermoncak atau bersilat dalam dunia khayal, lewat yang namanya
"Game"
...dan... akibatnya...!
Ketika mereka berhadapan langsung dengan dunia nyata maka mereka-pun
langsung mencari golok, gupak, parang, atau senjata-senjata lainnya
karena mereka merasa sudah tidak mungkin dapat menang dengan hanya
mengandalkan tangan kosong, sebagimana diajarkan pada motcak batak
itu.
"Hidup Motcak Batak masa lampau...!"
Dan gali kembali pengetahuannya para generasi
Tanah Batak Masa Kini.
Selamat malam...!
_____________________________________________________________________
Cat :
(Menyimak info sekitar Pencak Silat dalam hubungannya dengan
Pemahaman Umum, Etimologi dan Sejarah sekaligus memberi pendapat
mengapa "Motcak Batak" tidak popler pada saat ini)
___________________________________________________________________
___________________
Kata Pengantar
___________________
Lewat link :
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2012/06/m-o-t-c-k-2.html
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2012/06/m-o-t-c-k-1.html
penulis mengurai sekitar "Motcak Batak" sebagai bagian dari apa yang
dinamakan "Pencak Silat". atau "Silat" dalam istilah Sumatra.
Untuk lebih mendalami, bagaimana "Motcak Batak" menjadi bagian dari
"Pencak Silat", maka berikut info-infonya.
Selamat menyimak...!
Oya...!
Di Penutup postingan, penulis ingin menjawab, "Mengapa Motcak Batak
tidak begitu Populer di Tanah Batak atau Sumatra Utara saat ini di
bandingkan dengan Pencak Silat".
_________________________________________
Sekilas info tentang Pencak Silat
_________________________________________
Ket :
Laga final Pencak Silat putri kelas E 65kg - 70kg. Di sebelah kiri
Amelia Roring (Indonesia - medali emas) vs Siti Rahmah Mohamed Nasir
(Malaysia - medali perak). 17 November 2011 pada SEA Games 2011 di
Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur,
Indonesia.
Ket ;
Seorang pendekar Bali sedang memperagakan silat.
* Pemahaman Umum
Pencak silat atau silat adalah suatu seni bela diri tradisional
yang berasal dari Indonesia. Seni bela diri ini secara luas dikenal
di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura, Filipina selatan,
dan Thailand selatan sesuai dengan penyebaran berbagai suku
bangsa Nusantara.
Berkat peranan para pelatih asal Indonesia, kini Vietnam juga telah
memiliki pesilat-pesilat yang tangguh. Induk organisasi pencak silat
di Indonesia adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI).
Organisasi yang mewadahi federasi-federasi pencak silat di berbagai
negara adalah Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa (Persilat),
yang dibentuk oleh Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam.
Pencak silat adalah olahraga bela diri yang memerlukan banyak
konsentrasi. Ada pengaruh budaya Cina, agama Hindu, Budha, dan
Islam dalam pencak silat.
Biasanya setiap daerah di Indonesia mempunyai aliran pencak silat yang
khas. Misalnya, daerah Jawa Barat terkenal dengan aliran Cimande dan
Cikalong, di Jawa Tengah ada aliran Merpati Putih dan di Jawa Timur
ada aliran Perisai Diri.
Setiap empat tahun di Indonesia ada pertandingan pencak silat tingkat
nasional dalam Pekan Olahraga Nasional. Pencak silat juga dipertandingkan
dalam SEA Games sejak tahun 1987.
Di luar Indonesia juga ada banyak penggemar pencak silat seperti
di Australia, Belanda, Jerman, dan Amerika.
Di tingkat nasional olahraga melalui permainan dan olahraga pencak
silat menjadi salah satu alat pemersatu nusantara, bahkan untuk
mengharumkan nama bangsa, dan menjadi identitas bangsa. Olahraga
pencak silat sudah dipertandingkan di skala internasional.
Di Indonesia banyak sekali aliran-aliran dalam pencak silat, dengan
banyaknya aliran ini menunjukkan kekayaan budaya masyarakat yang ada
di Indonesia dengan nilai-nilai yang ada didalamnya.
* Etimologi
Istilah silat dikenal secara luas di Asia Tenggara, akan tetapi
khusus di Indonesia istilah yang digunakan adalah pencak silat.
Istilah ini digunakan sejak 1948 untuk mempersatukan berbagai
aliran seni bela diri tradisional yang berkembang di Indonesia.
Nama "pencak" digunakan di Jawa, sedangkan "silat" digunakan di
Sumatera, Semenanjung Malaya dan Kalimantan. Dalam perkembangannya
kini istilah "pencak" lebih mengedepankan unsur seni dan penampilan
keindahan gerakan, sedangkan "silat" adalah inti ajaran bela diri
dalam pertarungan.
* Sejarah
Bela diri yang berkembang di Nusantara didasarkan pada upaya
pertahanan suku menghadapi musuh, seperti tari perang Nias.
Nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri
yang ditujukan untuk melindungi dan mempertahankan kehidupannya
atau kelompoknya dari tantangan alam.
Mereka menciptakan bela diri dengan menirukan gerakan binatang
yang ada di alam sekitarnya, seperti gerakan kera, harimau, ular,
atau burung elang. Asal mula ilmu bela diri di nusantara ini
kemungkinan juga berkembang dari keterampilan suku-suku asli
Indonesia dalam berburu dan berperang dengan menggunakan parang,
perisai, dan tombak, misalnya seperti dalam tradisi suku Nias yang
hingga abad ke-20 relatif tidak tersentuh pengaruh luar.
Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad
ke-7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat ditentukan secara
pasti. Kerajaan-kerajaan besar, seperti Sriwijaya dan Majapahit
disebutkan memiliki pendekar-pendekar besar yang menguasai ilmu
bela diri dan dapat menghimpun prajurit-prajurit yang kemahirannya
dalam pembelaan diri dapat diandalkan.
Peneliti silat Donald F. Draeger berpendapat bahwa bukti adanya seni
bela diri bisa dilihat dari berbagai artefak senjata yang ditemukan
dari masa klasik (Hindu-Budha) serta pada pahatan relief-relief yang
berisikan sikap-sikap kuda-kuda silat di candi Prambanan dan Borobudur.
Dalam bukunya, Draeger menuliskan bahwa senjata dan seni beladiri
silat adalah tak terpisahkan, bukan hanya dalam olah tubuh saja,
melainkan juga pada hubungan spiritual yang terkait erat dengan
kebudayaan Indonesia. Sementara itu Sheikh Shamsuddin (2005)
berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu bela diri dari Cina
dan India dalam silat.
Hal ini karena sejak awal kebudayaan Melayu telah mendapat pengaruh
dari kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India,
Cina, dan mancanegara lainnya.
Pencak silat telah dikenal oleh sebagian besar masyarakat rumpun
Melayu dalam berbagai nama. Di semenanjung Malaysia dan Singapura,
silat lebih dikenal dengan nama alirannya yaitu gayong dan cekak.
Di Thailand, pencak silat dikenal dengan nama bersilat, dan di
Filipina selatan dikenal dengan nama pasilat. Dari namanya, dapat
diketahui bahwa istilah "silat" paling banyak menyebar luas,
sehingga diduga bahwa bela diri ini menyebar dari Sumatera ke
berbagai kawasan di rantau Asia Tenggara.
Edwel Yusri Datuak Rajo Gampo Alam; Seorang Guru Besar Silat
Harimau Minangkabau Tradisi silat diturunkan secara lisan dan
menyebar dari mulut ke mulut, diajarkan dari guru ke murid, sehingga
catatan tertulis mengenai asal mula silat sulit ditemukan.
Sejarah silat dikisahkan melalui legenda yang beragam dari satu
daerah ke daerah lain. Legenda Minangkabau, silat (bahasa Minangkabau:
silek) diciptakan oleh Datuk Suri Diraja dari Pariangan, Tanah
Datar di kaki Gunung Marapi pada abad ke-11. Kemudian silek dibawa
dan dikembangkan oleh para perantau Minang ke seluruh Asia Tenggara.
Demikian pula cerita rakyat mengenai asal mula silat aliran Cimande,
yang mengisahkan seorang perempuan yang mencontoh gerakan pertarungan
antara harimau dan monyet. Setiap daerah umumnya memiliki tokoh persilatan
(pendekar) yang dibanggakan, misalnya Prabu Siliwangi sebagai tokoh
pencak silat Sunda Pajajaran, Hang Tuah panglima Malaka, Gajah Mada
mahapatih Majapahit dan Si Pitung dari Betawi.
Perkembangan silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya
banyak dipengaruhi oleh kaum penyebar agama Islam pada abad ke-14
di nusantara. Kala itu pencak silat diajarkan bersama-sama dengan
pelajaran agama di surau atau pesantren.
Silat menjadi bagian dari latihan spiritual. Dalam budaya beberapa
suku bangsa di Indonesia, pencak silat merupakan bagian tak terpisahkan
dalam upacara adatnya. Misalnya kesenian tari Randai yang tak lain
adalah gerakan silek Minangkabau kerap ditampilkan dalam berbagai
perhelatan dan acara adat Minangkabau.
Dalam prosesi pernikahan adat Betawi terdapat tradisi "palang pintu",
yaitu peragaan silat Betawi yang dikemas dalam sebuah sandiwara
kecil. Acara ini biasanya digelar sebelum akad nikah, yaitu sebuah
drama kecil yang menceritakan rombongan pengantin pria dalam
perjalanannya menuju rumah pengantin wanita dihadang oleh jawara
(pendekar) kampung setempat yang dikisahkan juga menaruh hati kepada
pengantin wanita. Maka terjadilah pertarungan silat di tengah jalan
antara jawara-jawara penghadang dengan pendekar-pendekar pengiring
pengantin pria yang tentu saja dimenangkan oleh para pengawal
pengantin pria.
Silat lalu berkembang dari ilmu beladiri dan seni tari rakyat,
menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah
asing. Dalam sejarah perjuangan melawan penjajah Belanda, tercatat
para pendekar yang mengangkat senjata, seperti Panembahan Senopati,
Sultan Agung, Pangeran Diponegoro, Teuku Cik Di Tiro, Teuku Umar,
Imam Bonjol, serta para pendekar wanita, seperti Sabai
Nan Aluih, Cut Nyak Dhien, dan Cut Nyak Meutia.
Silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian
yang luas, yaitu para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan
Semenanjung Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang
menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah di Jawa,
Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau lain-lainnya yang juga
mengembangkan beladiri ini.
Menyadari pentingnya mengembangkan peranan pencak silat maka dirasa
perlu adanya organisasi pencak silat yang bersifat nasional, yang
dapat pula mengikat aliran-aliran pencak silat di seluruh Indonesia.
Pada tanggal 18 Mei 1948, terbentuklah Ikatan Pencak Silat Indonesia
(IPSI)[4] Kini IPSI tercatat sebagai organisasi silat nasional
tertua di dunia.
Pada 11 Maret 1980, Persatuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat)
didirikan atas prakarsa Eddie M. Nalapraya (Indonesia), yang saat
itu menjabat ketua IPSI. Acara tersebut juga dihadiri oleh perwakilan
dari Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.[6] Keempat negara
itu termasuk Indonesia, ditetapkan sebagai pendiri Persilat.
Beberapa organisasi silat nasional antara lain adalah Ikatan
Pencak Silat Indonesia (IPSI) di Indonesia, Persekutuan Silat
Kebangsaan Malaysia (PESAKA) di Malaysia, Persekutuan Silat Singapore
(PERSIS) di Singapura, dan Persekutuan Silat Brunei Darussalam (PERSIB)
di Brunei. Telah tumbuh pula puluhan perguruan-perguruan silat di
Amerika Serikat dan Eropa.
Silat kini telah secara resmi masuk sebagai cabang olah raga dalam
pertandingan internasional, khususnya dipertandingkan dalam SEA Games.
____________
Penutup
____________
Demikian infonya para kawan sekalian...!
Dan kiranya cukup jelas, "Motcak Batak" adalah bagian dari "Pencak
Silat" yang dikembangkan oleh para master atau para Guru-Guru Motcak
Batak Tempoe Doleloe.
Dan jika kita mau mencari Jawaban pada kata Pengantar di atas yaitu
mengapa Motcak Batak tidak begitu Populer saat ini, maka inilah
jawaban penulis :
1. Masyarakat batak itu secara umum adalah orang-orang yang dinamis,
dalam arti mau menerima perobahan apa saja selagi tidak menganggu
kebudayaan mereka.
2. Karena sifat yang dinamis ini, maka motcak tersebut-pun sadar
atau tidak sadar menjadi seolah terlupakan, karena masuknya
istilah pencak silat sebagai seni bela diri Indonesia yang
cukup populer.
3. Motcak Batak lebih menonjolkan Cerita Mistis-nya dari pada
Teknik beladiri-nya. Dan ini memberi kesan, bahwa seorang
pemotck Batak harus di uji keberaniannya dengan bermotcak
sama harimau atau babiat
4. Terbatasnya Guru-Guru Motcak Batak pada saat ini dan banyaknya
mencul guru-guru Karate, Judo, Khungfu, dll
5. Kurangnnya kesadaran, minat generasi masa kini akan pentingnya
menjaga melestarikan kebudayaan batak.
6. Gnerasi masa kini (2010-ke atas) justru banyak yang lebih suka
bermoncak atau bersilat dalam dunia khayal, lewat yang namanya
"Game"
...dan... akibatnya...!
Ketika mereka berhadapan langsung dengan dunia nyata maka mereka-pun
langsung mencari golok, gupak, parang, atau senjata-senjata lainnya
karena mereka merasa sudah tidak mungkin dapat menang dengan hanya
mengandalkan tangan kosong, sebagimana diajarkan pada motcak batak
itu.
"Hidup Motcak Batak masa lampau...!"
Dan gali kembali pengetahuannya para generasi
Tanah Batak Masa Kini.
Selamat malam...!
_____________________________________________________________________
Cat :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar