#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Judo dalam hubungannya dengan
Pemahaman Umum, Sejarah, Teknik dan Judo Indonesia)
_______________________________________________________________________
_____________________
Kata Pengantar
_____________________
Lewat beberapa link dibawah ini, penulis mengurai mengenai macam Seni
Beladiri Dunia :
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2016/01/pencak-silat-motcak-pemahaman-umum.html
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2016/01/capoeira-pemahaman-umum-sejarah-teknik.html
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2015/11/ninja-asal-usul-pelatihan-peralatan-dan.html
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2016/01/karate-pemahaman-umum-latihan-dasar.html
Untuk melengkapi-nya, berikut info sekitar Karate.
Selamat menyimak...!
_______________________________
Sekilas info tentang Judo
_______________________________
* Pemahaman Umum
Judo (bahasa Jepang: ?? ) adalah seni bela diri, olahraga, dan filosofi
yang berakar dari Jepang. Judo dikembangkan dari seni bela diri kuno
Jepang yang disebut Jujutsu. Jujutsu yang merupakan seni bertahan dan
menyerang menggunakan tangan kosong maupun senjata pendek, dikembangkan
menjadi Judo oleh Kano Jigoro (?????) pada 1882. Olahraga ini menjadi
model dari seni bela diri Jepang, gendai budo, dikembangkan dari sekolah
(koryu) tua. Pemain judo disebut judoka atau pejudo. Judo sekarang
merupakan sebuah cabang bela diri yang populer, bahkan telah menjadi
cabang olahraga resmi Olimpiade.
* Sejarah (Sebelum Judo)
Pegulat sumo zaman dahulu kala menjatuhkan lawannya tanpa senjata.
Hal ini menginspirasikan teknik-teknik bela diri jujutsu. Sumo pada
awalnya hanya dinikmati kaum aristokrat sebagai ritual atau upacara
keagamaan pada zaman Heian (abad ke-8 hingga abad ke-12).
Pada perkembangannya, Jepang memasuki masa-masa perang di mana kaum
aristokrat digeser kedudukannya oleh kaum militer. Demikian pula
olahraga yang sebelumnya hanya dijadikan hiburan, oleh kaum militer
dijadikan untuk latihan para tentara. Pada masa inilah teknik jujutsu
dikembangkan di medan pertempuran. Para prajurit bertempur tanpa
senjata atau dengan senjata pendek. Teknik menjatuhkan lawan atau
melumpuhkan lawan inilah yang dikenal dengan nama jujutsu.
Pada zaman Edo (abad ke-17 hingga abad ke-19) di mana keadaan Jepang
relatif aman, jujutsu dikembangkan menjadi seni bela diri untuk melatih
tubuh bagi masyarakat kelas ksatria. Gaya-gaya jujutsu yang berbeda-beda
mulai muncul, antara lain Takenouchi, Susumihozan, Araki, Sekiguchi,
Kito, dan Tenjinshin'yo.
* Awal mula Judo
Jigoro Kano menambahkan gayanya sendiri pada banyak cabang jujutsu yang
ia pelajari pada masa itu (termasuk Tenjinshiyo dan Kito). Pada tahun 1882
ia mendirikan sebuah dojo di Tokyo yang ia sebut Kodokan Judo. Dojo pertama
ini didirikan di kuil Eisho ji, dengan jumlah murid sembilan orang.
Tujuan utama jujutsu adalah penguasaan teknik menyerang dan bertahan.
Kano mengadaptasi tujuan ini, tapi lebih mengutamakan sistem pengajaran
dan pembelajaran. Ia mengembangkan tiga target spesifik untuk judo:
latihan fisik, pengembangan mental / roh, dan kompetisi di
pertandingan-pertandingan.
* Perbedaan Judo dan Jujutsu
Terjemahan harafiah dari kata 'judo' adalah 'cara yang halus'. 'Cara' atau
'jalan' yang dimaksud disini memiliki arti konotasi secara etika dan filosofis.
Kano mengungkapkan konsep filosofinya dengan dua frasa, "Seiryoku Zen'yo"
(penggunaan energi secara efisien) dan "Jita Kyoei" (keuntungan bagi diri
sendiri dan orang lain). Meskipun disebut halus, namun sebenarnya judo
merupakan kombinasi dari teknik-teknik keras dan lembut, maka dari itu
judo dapat pula diartikan sebagai 'cara yang lentur'.
Jujutsu, pada sisi yang lain, memiliki terjemahan harafiah 'kemampuan
yang halus'. Latihan jujutsu dipusatkan pada cara-cara (Kata) tertentu
dan formal, sedangkan judo menekankan pada latihan bebas teknik tertentu
dalam perkelahian bebas (randori). Hal ini membuat pelatihan judo
berjalan lebih dinamis.
Para kontestan jujutsu menggunakan seragam yang relatif berat (hakama).
Para praktisi awal judo menggunakan semacam celana pendek, namun tidak
lama kemudian mereka lebih memilih menggunakan busana Barat yang dinilai
lebih memiliki keunggulan fungsi dan mengijinkan pergerakan yang lebih
bebas. Seragam modern judo (judogi) dikembangkan pada tahun 1907.
Teknik-teknik jujutsu, selain teknik dasar seperti melempar dan menahan,
menggunakan pukulan, tendangan, bahkan menggunakan senjata pendek.
Pada sisi lain, judo menghindari tendangan dan pukulan-pukulan yang
berbahaya, dan lebih dipusatkan pada teknik membanting yang terorganisir
dan teknik bertahan.
* Penggunaan akhiran -do dan -jutsu
Banyak cabang beladiri Jepang yang mempunyai awalan yang sama namun
memiliki dua akhiran '-do' dan '-jutsu'. Bujutsu dan budo serta Kenjutsu
dan kendo adalah beberapa contohnya. Perbedaan dasar dari kedua akhiran
ini adalah '-do' berarti 'jalan' dan '-jutsu' yang artinya 'jurus' atau
'ilmu'. Selain itu dalam bela diri berakhiran '- do' biasanya lebih banyak
peraturan yang tidak memungkinkan seseorang untuk terluka akibat serangan
yang fatal, namun tidak demikian halnya dengan bela diri yang berakhiran
dengan kata '-jutsu', misalnya di dalam kendo, hanya bagian tangan, perut,
kaki, dan bagian bawah dagu yang boleh diserang, sedangkan kenjutsu
membolehkan serangan ke semua bagian tubuh.
Secara umum, budo ('bu-' artinya prajurit) adalah pengembangan dari bujutsu
yang telah disesuaikan dengan zaman sekarang (untuk olahraga, bukan berkelahi).
Beberapa contoh bujutsu yang dikembangkan menjadi budo:
Jujutsu -> Judo
Kenjutsu -> Kendo
Aiki-Jujutsu -> Aikido
Kempo jutsu -> Kempo Do
Karate jutsu -> Karate Do
Battoujutsu/Iaijutsu -> Battoudo/Iaido
* Judo sebagai cabang olahraga (Judoka perempuan)
Kaum perempuan pertama kali diterima sebagai judoka pada tahun 1893, walaupun
pada saat itu kaum olahragawati dianggap sebelah mata di dalam struktur
masyarakat Jepang. Meskipun demikian, kemajuan yang dramatis ini hanya
berlangsung sebentar, karena pada hakekatnya mereka masih dijauhkan dari
pertandingan-pertandingan resmi, dengan alasan keselamatan fisik.
Setelah Perang Dunia II, judo bagi laki-laki dan perempuan diperkenalkan
keluar Jepang. Persatuan Judo Eropa dibentuk pada tahun 1948, diikuti
dengan pembentukan Federasi Internasional Judo pada tahun 1951. Judo
menjadi salah satu cabang olahraga resmi Olimpiade pada Olimpiade
Tokyo 1964 di Tokyo, Jepang. Judoka perempuan pertama kali berlaga di
Olimpiade pada Olimpiade Barcelona 1982 di Barcelona, Spanyol.
* Teknik Judo
Teknik bantingan judo (nage waza) dapat dibagi menjadi teknik berdiri
(tachi waza) dan teknik menjatuhkan diri (sutemi waza). Teknik berdiri
dibagi lagi menjadi teknik tangan (te waza), teknik pangkal paha (koshi
waza), dan teknik kaki (ashi waza). Teknik menjatuhkan diri dibagi lagi
menjadi teknik menjatuhkan diri ke belakang (ma sutemi waza) dan teknik
menjatuhkan diri ke samping (yoko sutemi waza)
Teknik kuncian judo (katame waza) dapat dibagi menjadi teknik menahan (osae
waza atau osaekomi waza), teknik jepit (shime waza), dan teknik sambungan
(kansetsu waza)
Teknik menyerang (atemi waza) dengan tendangan atau pukulan bahkan dengan
senjata pisau atau pedang kadang digunakan untuk latihan bagi judoka
tingkatan tinggi, walaupun dalam pertandingan resmi hal tersebut dilarang
(demikian pula pada saat latihan bebas (randori)
* Teknik bantingan (teknik berdiri)
Sapuan lutut - hiza guruma
Jegal dari belakang - o soto gari
Jegal dari depan - 'ko uchi gari
Sapuan samping - deashi barai
Bantingan paha - uchi mata
Bantingan pangkal paha memutar - o goshi
Bantingan pangkal paha angkat - surikomi goshi
Bantingan pangkal paha sapuan - harai goshi
Lemparan bahu - seoi nage
Menjatuhkan tubuh - tai otoshi
Lemparan guling belakang - tomoe nage
* Teknik kuncian (teknik berbaring)
Teknik kuncian (katame waza) disebut juga teknik berbaring (ne waza)
karena teknik ini dilakukan ketika seorang judoka atau lawannya
berbaring menghadap ke atas atau ke bawah.
Kuncian pinggang - kesa gatame
Kuncian bahu - kata gatame
Kuncian empat sisi - yoko shiho gatame
Kuncian empat sisi atas - kami shiho gatame
Kuncian belakang - kataha jime
Kuncian kalung - okuri eri jime
Kuncian tangan - ude garami
Kuncian tangan silang - ude hishigi juji gatame
* Pertolongan pertama judo
Seringkali di dalam pertandingan judo, seorang judoka mengalami asphyxia,
di mana judoka mengalami kesulitan bernapas karena kekurangan oksigen.
Untuk itu, judo telah mengembangkan suatu pertolongan pertama untuk
mengembalikan kesadaran mereka yang terkena asphyxia atau aspiksia.
Hal ini dapat terjadi jika kuncian yang dilakukan terlalu kuat sehingga
lawan berhenti bernapas sesaat. Orang tersebut segera memerlukan
pertolongan darurat di tempat.
* Judo di Indonesia
Judoka Indonesia bernaung di bawah PJSI (Persatuan Judo Seluruh Indonesia)
yang bernaung di bawah KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia). Tokoh-
tokoh Judo Indonesia antara lain Ferry Sonneville, pebulutangkis yang
aktif membidani lahirnya PJSI; Perry G. Pantouw, juara SEA Games 1983;
Kresna Bayu, Maya Fransisca, Ira Purnamasari, Aprilia Marzuki, Peter
Taslim, atlet judoka Indonesia.
Pada tahun 1970-an dan 1980-an dikenal nama-nama atlet seperti Bambang
Prakasa, Ceto Cosadek, Raymond Rochili dsb. Di bawah kepemimpinan
Ir. Soehoed saat itu, Judo merintis didirikannya training center untuk
pelatnas di Ciloto, Puncak, Jawa Barat. Saat itu di Jakarta sangat
berkembang berbagai perguruan Judo, seperti misalnya Judo Waza di Jakarta
Selatan (dipimpin oleh alm. Robert Judono/ Robert Jung), Perguruan Judo
Tiang Bendera di Jakarta Utara, dan sebagainya.
Saat ini perkembangan Judo di daerah juga mulai pesat. Semisal perdepokan
Judo Mataram Bantul (Wiramataram) di bawah bimbingan Guru Om Tjong (Budy
Tanudjaya) dan dipimpin oleh Dain Santoso meraih 8 emas di kejuaraan
Judo daerah DIY.
_____________
Penutup
_____________
Demikian infonya para kawan sekalian...!
...dan...
Selamat malam...!
_______________________________________________________________________
Cat :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar